Monday, December 25, 2006

If You Happy And You Know It Clap Your Hands

I'm happy.
I'm happy cause he is happy.

Mungkin tidak terlalu happy karena dia sendirian di sana, tidak ada saya yang mengganggunya, menggelitikinya, menggodanya sampai mukanya berubah merah padam :)
Tapi aku tau dia bahagia dengan pekerjaannya.

Dia mendapatkan apa yang pantas untuk dirinya, dan aku bahagia karena dia bahagia.

Kami jauh, tapi komunikasi kami baik.
Kami tidak bertemu setiap saat tapi kami tetap tertawa bersama setidaknya 2 kali sehari di telepon dan di skype.

Somehow, aku merasa ini justru adalah saat2 terbaik dalam hubungan kami.
Saat2 di mana perasaan aku padanya justru terbukti, jelas, tidak dapat diragukan dan diperdebatkan lagi.

Saat2 dia merasakan jarak yang terbentang justru membuat dia mengingat aku di setiap detiknya.

Dan tak ada waktu terbuang untuk bertengkar, kecil atau besar.

Hey, ternyata benar, selalu ada hikmahnya di setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.

Dan aku sudah bisa tersenyum karenanya :)

Saturday, December 23, 2006

Just When I Needed You Most :)

Everything's not alright when your husband's not home.
Trust me.

The electricity shuts down too often, the water supply stops flowing everyday, the monitor got busted in the thunderstorm, the neighbours look at you more suspiciously and guarded their men like a bulldog cos they think you're 'gatelan' since your husband's not around.

Blegh.

At least that's what I thought.
Don't mind me, sometimes I exaggerate things.

But really, everything's not alright when your significant other's not with you. Everything seems out of place. Weird. Just plain weird.

And suddenly those books I bought from Singapore don't excite me anymore.
And those donuts.
And those pempeks.

All I want is him.

Funny when I think how much I felt like wanna get rid of him everytime he insist on watching something-not-that-interesting-for-me on TV.

Darling, here's the remote control, watch what you want.
I need you to annoy the hell out of me.
















Note :FYI, I'm not complaining. This whole drama-queen-come-back-to-me-or-else outburst is just my way to say "I love you". What am I supposed to do when my husband has to go work and come home every 3 months or so? Dancing like a maniac and go to the nearest mall to spot a cute 'brondong'? I don't think so ;) So I choose to mop around and whine in this blog. Well, just incase some of you wondering why I'm so clingy-whiny-cengeng-whatever, this is my explanation. But that should be a whole different story, a whole different post. Maybe I'll rant about this some other time.

Monday, December 18, 2006

I Hate Love Songs

Kapan waktu yang paling tepat untuk membenci lagu-lagi cinta?

Yak, tepat!

Pada saat belahan jiwamu, manusia yang paling kau cintai di dunia setelah anak-anakmu (yang belum punya anak, skip bagian ini) tidak ada di sampingmu.

Rasanya kekiiii banget kalau lihat pasangan lain jalan sekeluarga di mall misalnya. Sirik, bete, mau marrraaah.
Seperti waktu suami saya baru berangkat, dan sorenya saya dan anak2 memutuskan untuk jalan bersama dengan 2 keluarga kawan dekat saya di Singapore. Pada saat melihat anak2 mereka menggenggam tangan ayah2nya, hati saya tercekat.
Apalagi waktu Adam lihat kanan lihat kiri karena biasanya kalau di mall dia memegang tangan Ebak-nya.
Kok kayaknya ngenes :(
Apalagi kami di Batam juga bisa dibilang benar2 sendiri. Tidak ada keluarga. Sehingga posisi Ayah tidak bisa digantikan oleh, misalnya Pamannya atau Kakeknya.
Duh, kasihan deh anak2ku :(

Tapi secara keseluruhan sih kami okay. Mungkin sekali2 Fira dan Adam kelihatan 'blue' karena ingat Ebak-nya, tapi mostly mereka fun-fun saja. Apalagi bisa nonton Cartoon Network tiap malam tanpa selingan Ebak-nya yang mau nonton The Ultimate Fighter atau Amazing Race di AXN ;))

Seminggu ini adalah yang terberat memang, karena baru minggu pertama. Semuanya masih dalam proses penyesuaian.
Walaupun saya sudah mengantisipasi rasa kehilangan dan membeli buku banyak sekali di Singapore kemarin untuk mengisi waktu, tetap saja ada rasa ngelangut (kata Oom Katon) yang melanda waktu melihat bantal kosong di sebelah saya :(

Balik lagi ke soal lagu cinta, keberangkatan suami saya ke China kok ya diiringi (secara tidak sengaja) lagu2 cinta yang entah kenapa kok diputar oleh orang dan tidak sengaja kita dengar.
Seperti waktu di ferry menuju Singapore, dalam keadaan muram dan sambil saya duduk bersebelahan dengan suami saya, tiba2 terdengar lagu 'When I Need You'-nya Leo Sayer.
Bukan lagu favorite saya dari dulu, bahkan kalau saya mendengarnya di salah satu album koleksi saya, sering saya forward karena buat saya lagunya 'cengeng'.
Tapi waktu saya sadar lirik lagunya begitu tepat dengan keadaan kami berdua, saya menoleh kepada suami saya dan berkata,

"Hun, coba dengerin lagu ini bener-bener liriknya."

Suami saya mendengarkan lagu lamat-lamat tersebut dan saya menyanyikan liriknya yang entah kenapa walaupun saya tidak suka tapi saya hapal di luar kepala, mungkin karena profesi saya dulu yang memang penyanyi karbitan ;))

When I need you
I just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
It’s only a heartbeat away
When I need love
I hold out my hands
And I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night & day

Miles & miles of empty space in between us
A telephone can’t take the place of your smile
But you know I won’t be travellin’ forever
It’s cold out
But hold out
And do like I do
When I need you
I just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you babe
It’s only a heartbeat away

It’s not easy when the road is your driver
Honey that’s a heavy load that we bear
But you know I won’t be travellin’ a life time
It’s cold out
But hold out
And do like I do…
Oh I need you….

When I need love
I hold out my hands
And I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night & day


Pada saat Leo Sayer menyanyikan bagian, "But I know I won't be travellin' forever..", saya ubah liriknya dengan menyanyikan, "But I know you won't be travellin' forever..."
Mata saya bertemu dengan mata suami saya, dan kami berdua tersenyum.

Saya tidak akan pernah lupa sinar matanya yang penuh cinta saat itu.

Bang, aku tunggu kau pulang. I know you wont be travellin' a lifetime :)

Thursday, December 14, 2006

Jangan Sampai Salah Denger

Thank God, jaman sekarang ada Skype, sehingga saya dan suami walaupun berjauhan tetap bisa ngobrol berjam-jam. Tidak seperti bertahun-tahun yang lalu waktu dia harus keluar daerah atau keluar negri dan saya mau mati rasanya karena sulit betul untuk berkomunikasi.

Gak terbayang deh kalau sekarang keadaannya masih sama. Dulu saja 1 bulan sudah serasa bertahun-tahun sampai kepulangannya pada saya selalu disambut dengan air mata berderai saking bahagia dan leganya.

Karena teknologi yang sudah sangat canggihnya itulah, saya dan suami tadi malam mengobrol sampai hampir 2 jam menggunakan Skype yang bisa dibilang gratisan, apalagi kalau menggunakan broadband. Speedy juga sudah cukup loud and clear suaranya. tanpa resiko disconnected.
Sip lah.

Cuma walaupun loud and clear, tadi malam saya sempat berpikir waktu percakapan ini terjadi :

Saya : Pulang kerja ngapain aja, Bang?

Suami: Tadi sih main pingpong sama anak Bule. Kalau Sajith (teman sekerjanya yang Indian Muslim dan sama-sama tinggal di gedung apartement yang sama) sih langsung ke Gym. Abang gak ke gym soalnya belum punya bajunya.

Saya : Ya sudah, daripada gak ada kerjaan, habis kerja terus ke gym aja.

Suami: Ah malu, gue gak fit begini.

Saya : Ya gak apa-apa. Biar fit kan?

Suami: Ntar kamu cemburu lagi kalau Abang pulang-pulang sudah 'six pack' perutnya ;))

Saya : Yeee, kapan sih gue cemburuan? Udah sana ke gym aja. Buat ngisi waktu.

Suami: Iya deh nanti Abang pikir-pikir dulu.

Saya : Ya udah, bagusan ke Gym lho daripada gak keruan kerjaan.

Suami: Iya Iya.



Setelah percakapan berhenti beberapa menit kemudian, tiba-tiba saya berpikir, mudah-mudahan Abang tadi jelas ya dengar kata-kata saya.
Jadi saya tulis saja lagi di blog supaya suami saya tidak salah mengerti sekaligus meluruskan permintaan saya :


Bang, saya minta Abang untuk ke Gym ya, bukan ngikutin Aa Gym!!

Jelas ya? ;))

Wednesday, December 13, 2006

This Feeling's Like No Other

My husband has gone to China for 3 months, and I suddenly want to be disconnected with the world and sleep through the next 90 days.
I want him to be here when I wake up.

Ridiculous.

Since it is impossible to find a sleeping pill so powerful to knock me out that long, I switch to another way for this time being.

Saturated fat.

I need saturated fat.

I'm thinking about the most fattening, saturated oil laden food with cheese preferably.
Hmmmhhh..
Forget the cheese, just give me oily, deep fried, super moist pisang goreng. Lots of it.

Food! I need Food!!

Not enough for replacing a husband apparently, but it works to distract my mind off him for a few minutes.

Grrhhh..

Wednesday, December 06, 2006

Setitik Air Mata Untuk Teteh

Dear Teteh,

Assalamu'alaikum, Teh..
Bagaimana khabarnya hari ini, Teh?
Pasti teu pararuguh asa kasuat-suat nya saban emut ka si Aa?
Tapi pasti Teteh kuat walaupun kadang ingin berteriak pada saat perasaan tersayat sembilu itu menggores hati Teteh terutama di malam-malam Teteh tau Aa sedang bersamanya, sang perempuan kedua.
Saya yakin yang Teteh lakukan saat itu adalah mengambil air wudhu dan sholat tahajud sambil berharap Yang Maha Kuasa selalu memberikan kekuatan yang dahsyat pada saat Aa mencoba membujuk hati Teteh dengan menyanyikan lagu cinta rombengan di depan Ibu-Ibu pengajian yang mendengarkan nyanyian Aa dengan perasaan ambivalen, walaupun perasaan Ibu-Ibu itu mungkin tak ada 10% pedihnya hatimu melihat suami tercinta masih berusaha membeli maaf Teteh yang mungkin tak akan pernah bisa ditebus dengan 1000 lagu cinta rombengan atau puisi picisan.

Teteh sayang,

Saya akui saya tidak pernah mengagumi Aa. Saya malahan sangat tidak menyukainya.
Walaupun saya rasa ceramahnya memang sering segar, tapi saya merasa dia adalah penyuka perhatian. Apalagi perhatian perempuan.
Saya ingat di KBRI Singapura pada saat saya ada kesempatan berbicara serius dengannya, dia tiba-tiba meninggalkan saya tanpa ba bi bu karena salah seorang Ibu Pejabat yang hadir di situ menarik tangan Aa sambil berkata kenes, "Aa, ayo kita poto-poto!!"
Dan Sang Aa langsung mengikuti Ibu tersebut untuk sesi foto yang sangat tidak islami.
Saya seketika berontak dalam hati, bagaimana seseorang yang katanya ulama malah seperti menikmati sesi foto yang berdempet-dempetan dengan perempuan-perempuan yang bukan muhrimnya?

Tapi seperti saya juga mungkin, Teteh menganggap suami adalah segalanya, sehingga walaupun saya yakin Teteh sering melihat sendiri kejadian seperti itu, Teteh menutup mata dan membujuk hati Teteh sendiri dengan berkata, "Ah, itu kan bukan keinginannya sendiri. Dia melakukannya karena terpaksa."
Sayapun yakin, sampai saat ini, walaupun dia sudah menghasilkan luka menganga di hati Teteh, Teteh tetap memujanya.
Lagipula, betapa nistanya kalau istri seorang ulama tidak sanggup menahan diri dari hawa nafsu untuk marah dan meminta cerai misalnya waktu mendapatkan dirinya dimadu.
Itu mungkin apa yang Teteh rasa.
Tapi apakah tidak bisa dibalik? Betapa nistanya seorang ulama yang tidak sanggup menahan diri dari hawa nafsu untuk menikahi janda cantik yang selama ini menjadi rebutan kolega-koleganya?

Teteh sayang,

Saya sangat tidak anti poligami. Saya yakin itu tidak diharamkan dalam agama kita karena alasan yang sangat manusiawi dan untuk keadaan darurat.
Pada saat perang, di mana janda-janda (cantik ataupun buruk rupa) kehilangan suami-suami mereka dan tidak ada yang mengurus mereka dan anak-anak mereka, itu wajib untuk dilindungi dan dinafkahi.
Tapi kalau dari semua janda yang ada di Indonesia ini yang dipilih hanyalah yang cantik, saya sudah ragukan niatnya.

Janda-janda yang harus dilindungi, juga anak-anak mereka tersebar di tanah Aceh sana, di Ambon, di Yogya, bahkan di Bandung pun tak terhitung jumlahnya.
Kalau memang berniat ibadah, kenapa tidak mereka saja yang dinikahi?
Pilih satu di antara mereka kalau tidak sanggup menyelamatkan 2 lainnya.
Kenapa harus menikahi yang sudah menjadi rebutan setiap orang dengan alasan agar tidak ada perebutan dan agar adil bagi semua koleganya.
Itu seperti berkata, "Ok, sekarang daripada kalian rebutan kue bolu ini, biar saya saja yang memakannya." "Habis urusan."
Tapi Teteh kan bukan kue bolu?
Teteh kan manusia..
Wanita..
Yang selama ini tak lelah mengurus dia dan anak-anaknya.
Mendukungnya dan mengurut kakinya pada saat ia pulang dari ceramah yang memenatkan.
Berpuluh tahun.

Saya tak habis pikir, Teh.

Tadi saya dengar seorang artis dangdut laki-laki terkenal dan sudah sangat senior dalam urusan perdangdutan dan poligami berkomentar, "Lebih baik begitu, daripada punya istri satu tapi punya pelacur 10."
Bagaimana sih jalannya logika dia?
Apakah tidak lebih baik punya istri satu dan tidak punya pelacur satupun ?!?

Bagaimana ini?
Apa tujuan dia menikah lagi?
Apa yang kurang dari Teteh?
Apa misinya sebenarnya?
So far yang dia lakukan saat ini adalah menyakiti Teteh, anak-anak kalian, dan semua penggemar yang tertipu olehnya.
Saya termasuk yang beruntung tak pernah tertipu olehnya sejak awal.

Harus saya akui juga, Teh.
Selama ini saya tidak pernah memerhatikan Teteh, Teteh hanyalah bayang-bayang di balik sosok flamboyan suami Teteh.
Tapi hari ini, pada saat saya melihat Teteh di sana, menahan air mata sekuat-kuatnya, berusaha tabah sambil tak henti-henti merefer Yang Maha Kuasa sebagai pemberi kekuatan, air mata saya tumpah.

Di sana kau berkata, "Kita harus kuat apabila Tuhan memberikan cobaan." lalu disambung dengan, "Semakin lama kita menikah, semakin berat biasanya masalah yang menerpa."
Saya tidak tahu sejauh mana kebenaran pernyataan terakhir itu, tapi dari situ saya mengambil kesimpulan bahwa Teteh tidak sepenuhnya ridho terhadap pengkhianatan cinta itu.
Saya berulangkali mendengar kata, "Perempuan mana sih yang rela dimadu?"
Dan di situ juga saya mengambil kesimpulan, Teteh sebenarnya tidak rela.
Tapi Teteh terlalu mencintai suami Teteh dan anak-anak Teteh sehingga Teteh berusaha kuat dan ridho dan selalu berdoa kepada-Nya agar memberikan kekuatan kepada Teteh untuk menghadapinya.

Confirmed. Suami Teteh telah menyakiti Teteh karena kalau tidak sakit, mustahil Teteh mengatakan bahwa ini adalah 'cobaan' dan 'masalah dalam rumah tangga".

Teteh yang berwajah sendu,

Maaf kalau kata-kata saya terlalu straight-forward.
Saya tidak menyalahkan Teteh sama sekali kalau tetap bertahan dengannya.
Toh Teteh juga percaya kalau Teteh didzalimi, maka pahala akan datang pada Teteh dan siksaan akan datang pada yang mendzalimi Teteh.
Serahkan saja pada Yang Maha Kuasa selama Teteh bisa, tapi apabila Teteh memutuskan bahwa Teteh juga berhak bahagia, saya ada di belakang Teteh.

Berdoalah, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan seseorang yang bisa mencintai Teteh tanpa membaginya dengan siapapun.

Maafkan saya tidak bisa memberikan kata-kata penghiburan, karena saya tahu persis rasanya mencintai seseorang dan kemampuan seorang perempuan untuk pasrah, asalkan laki-laki yang dicintainya tetap menjadi miliknya.

Teteh sayang,

Jangan menangis ya..
Saya yakin jutaan perempuan Indonesia sudah menangis melihat wajah sendumu di layar kaca.
Biarlah kami yang mewakili tangismu.

Atas nama cinta,
Mel

Turn Back Time

Pernah merasa ingin memutar waktu?
Aku sering.

Dan pada saat ini ingin benar aku memutar waktu ke tahun lalu, memperbaiki apapun kesalahanku, menikmati instead of misuh-misuh karena kebosananku yang menggelegak terhadap Singapore yang tahun lalu begitu menyesakkan.

Aku ingin kembali ke Singapore, setahun yang lalu. Di mana semuanya terasa lebih pasti, di mana rutinitas yang menghimpitku akan kuulangi dan kali ini akan kujalani dengan tersenyum.

Tahun lalu, di mana aku bisa menelepon sahabat-sahabatku kapan saja aku mau.
Di mana aku cekikikan di telepon dengan Inong, berdebat kusir dengan Hany, nangkring di coffee shop ngecengin apek-apek dengan Cindy dan sebulan sekali looking forward untuk berkumpul bersama geng pengajian yang super funky dan tidak pernah menghakimi aku seradikal apapun pikiranku sehingga setiap session pengajian berakhir, sudah pasti Duddy, The Ustadz, akan bertanya, "Yak..Mela..ada yang ditanyakan??"

Mungkin aku harus belajar lebih bersyukur terhadap keadaan yang sedang dialami saat ini.
Bisa jadi tahun depan aku merindukan nangkring di depan komputer, menunggui suamiku tidur sambil makan donat keju dan es tungtung yang lewat di depan rumah.

Batam, 6 Desember 2006
Ternyata kerinduan terhadap Inong masih menyayat setelah 4 bulan berlalu.