Thursday, August 31, 2006

Aku Pulang, Nong

Inong,
Aku pulang..
Ke tempat kita biasa berbagi tawa..
Di mana kita saling lempar cela..
dan lalu renyah tawamu mengisi setiap ruang di rumahku..rumahmu..

Inong,
Aku pulang..
Ke kota di mana kita belanja bersama, masak bersama, makan bersama..
Di mana kita selalu jadi tontonan penduduknya yang seperti robot..
waktu kita berhaha hihi sepanjang perjalanan MRT..

Inong,
Aku pulang..
Aku bawakan 5 ayam bakar kesukaanmu..
Ada syaratnya, Nong..
Bangunlah...

Bangunlah kau Upik Abuku..
Drunella dan Barbetta tak akan sanggup hidup tanpa kamu..
Bangunlah kau Upik Abuku..
Bukankah cerita Cinderella seharusnya berakhir bahagia?

Inong,
Aku pulang..

Dan ketika sampai di kota tempat kita berbagi segalanya itu..
Kuingin kau menyambutku dengan senyummu..

Ya Nong...ya...please...


with love,
Drunella




...

Aku cuma bisa tertegun waktu berita itu datang.

Aku..
Aku..
Aku yang tak mudah menyebut kata Tuhan..

Sore kemarin aku teriakkan nama-Nya.

Dalam dukaku dalam risauku aku tangiskan nama-Nya.

Dadaku sesak, isakku meledak, dan tangan kakiku gemetar hebat.

Kau harus sanggup lalui ini..
Seperti aku 2 tahun yang lalu..
Ingat anak-anak kita..
Ingat suami kita yang mencium tangan kita dengan mata sembabnya..

Jangan berani tinggalkan aku, Sahabat...
Jangan...
Jangan sampai pelukan kita tepat sebulan yang lalu jadi yang terakhir

Aku..tak akan..sanggup...


your best friend,

Mel

Wednesday, August 30, 2006

Lesson To Learn

Trust no one
Trust no one
Trust no one
Trust no one
Trust no one

Sometimes, don't even trust yourself.
You make wrong decision from time to time.

Trust No One

Wednesday, August 16, 2006

Just Incase Y'all Wondering

I'm OK, so far.
Batam sucks, but I'm willing to give it a chance.

Yang paling bikin marah di sini adalah public transport-nya. Taxi bisa share dengan orang lain yang searah walaupun beda tujuan, what the $#@%?
Gue pikir, ok deh..gue settle pake ANGKOT, gak papa.
Ternyata Angkutan Kota di sini juga gak jelas trayeknya.

Sucks, sucks, sucks.

Tidak menolong juga bahwa makanan di sekitar gue kebanyakan bukan makanan asli Indonesia tetapi Chinese Food. Don't get me wrong, gue juga masih turunan Tionghoa, tapi gue gak bisa makan Bak Ku Teh gitu loh :))
Sementara kanan kiri di Coffee Shop-nya ya jualan makanan itu.
Yah, kalau tiba2 gue ngidam Bak Ku Teh atau Char Siew mah atuh gak usah ke Batam, di Singapore juga pabalatak :))

Kalau mau makanan Indonesia asli ya harus nyari di tempat lain. Yang banyak ya Makanan Padang.
Hehehe, baru gue nemu kota di mana tukang dagingnya bisa dipesen untuk memotong daging sapinya dengan ukuran potongan dendeng balado yang super tipis itu. :))
Weh, kok posting gue jadi kerasa rasis ya?
*sigh*
Gak bermaksud gitu deh :(

Enaknya di Batam?
So far belum ada.
Tetangga gue kebanyakan anak PT PT.
Itu adalah sebutan untuk perempuan dan laki2 muda yang menjadi buruh pabrik.
Masuk akal lah, Batam kan kota Industri.
Tapi mau mati gak sih kalau kanan kiri rumah gue kedatangan tamu laki2 sampai malam (kanan-kiri kost-an perempuan) dan ngakak sampe jam 11-an?
Diiringi canda canda gak jelas sambil si perempuan kedengeran bilang, "Ah Papi..kok gitu sih???"
I bet he wasn't her real father. Duh!

Soal pembantu.
Abang bener2 gak betah punya pembantu full time, jadi kita hire yg part time saja.
Tapi karena dia sudah kerja di rumah lain, dia baru bisa datang setelah jam 12 siang.
Yang berarti pagi2 gue harus bak bik buk ngurus sarapan anak2 dan masak bekal sekolahnya, unlike Singapore yang makanan diberikan di sekolah.
Gue masih harus cuci piring, masih harus beberes rumah, dan kalau pembantu part time gue pulang lebaran nanti, gue harus prepare buat nyapu dan ngepel rumah 2 lantai.

Gaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!!!!!

I really want to go back to Singapore. My comfort zone.
There.
I've said it. I'm the ungrateful bitch.

So sue me.