The Curse Of The So Called Tomboy Mom
Sejak kecil saya memang tidak pernah cocok sama mahluk perempuan. Entah kenapa.
Sampai saat inipun saya suka bingung kalau ada di tengah teman2 perempuan saya, suka gak jelas mau ngomong apa.
Dan seperti biasanya, kalau saya sal-ting, saya malah blabbering gak keruan. Ujung2nya malah melucu atau dongeng cerita2 aneh tentang diri saya.
Oh ya, saya memang ember kalau urusan nyeritain diri saya sendiri, tapi bukan ngomongin orang. On second thought, kalau orang itu pantes digosipin ya why not? :P
Anyway, karena saya memang tidak girly itulah, saya punya masalah dengan anak perempuan saya yang tahun ini berusia 10 tahun.
Mulai centil dia.
Rambut pengen dipanjangin, pake lip balm, setiap 10 menit nanya, "Mak, do you think I am beautiful?"
What the ... ???
Sumpah waktu saya lihat akhirnya Fira menjadi girly girl, saya cuma bisa panik dan berkata dalam hati, "Mati gue, I have to deal with her and how if she ask me about beauty tips?"
Waktu Fira masih umur 4-5 tahun, rambutnya sempat panjang. Saya panik setiap hari karena harus mengikat rambutnya waktu dia mau ke sekolah. Saya tidak bisa mengikat rambut, I'm clueless about that thing. Dan traumatik karena waktu kecil rambut dipaksa panjang sama Bokap dan akhirnya setiap hari saya menjadi 'korban' Nyokap, dikepang :(( Ampun sampe dijenggut-jenggut saking saya gak maunya diikat tuh rambut. Sakit gila!
Saya bujuk bujuk, saya ancam ancam Fira , akhirnya dia bersedia dipotong pendek rambutnya waktu umur 6 tahun.
Sejak saat itu, setiap rambutnya panjang sedikit saya seret dia ke salon.
Biar kata Fira ngamuk sambil nendang2 ogah di jalan, tetep gue seret. Untungnya nurut.
Sampai minggu ini.
Tanpa saya sadar, karena kesibukan, rambut Fira ternyata sudah cukup panjang.
Kemaren, hari pertama sekolah Term 2, Fira pagi-pagi menyatakan,
"Mak, it's time. I want you to tie my hair."
Saya yang sedang minum kopi langsung tersedak, "No way, Jose!" "I promise you,you can keep your hair long AFTER you old enough to tie your OWN hair." "I don't want to have anything to do with that. EVER!"
Fira memandang gue dengan matanya yang besar, "Pleaseeeeee..."
Arrrrrrghhhhhhhhhhh
"It'll took me about 15 minutes to tie your hair in the simplest style, you'll be late for school!"
Fira masih memandang gue dengan puppy eyes mode on.
"FINE..FINE!!! But you owe me BIG TIME, young lady!"
Fira bersorak menang.
Saya ambil 2 karet gelang dari dapur (iya, karet gelang, so what? anak gue gak keberatan kok), lalu saya ikat rambutnya dengan style yang paling gampang, 2 kuncir kiri kanan.
Karena rambutnya sebelumnya dipotong layer, maka rambut Fira sekarang kelihatan seperti air mancur berantakan.
Whatever lah, SHE ASKED FOR IT :P
Fira happily jalan keluar rumah dengan senyum lebar di bibirnya.
Saya tertegun sebentar, "Neng, I think it looks a little bit odd..."
Fira masih tersenyum, "I don't care. Now I look like a normal girl."
Saya melotot, "What, do you think you don't look normal before?"
Fira cuma tertawa sambil melambai.
Saya cuma bisa meleletkan lidah ke arahnya.
10 menit kemudian Fira menelepon saya dari HPnya. Dia sudah ada di atas School Bus.
Suaranya aneh, "Why me???"
Saya bingung, "What happened?"
Fira setengah berteriak, "MY FRIENDS SAID MY HAIR LOOKS ASYMMETRICAL!! UNEQUAL!!"
Saya ngakak sejadi-jadinya, "RASAAIIIIINNN!!!!!!"
Fira menutup telepon sambil ngomel perlahan, "I wish you are a girly girl, Mak."
Saya terdiam sebentar sambil berkata pada diri sendiri,
"Ok honey, I would not be a girly girl. Never. But I promise you I will learn how to tie your hair right. Cause I want you to be beautiful, my princess..I really do."