Hmmmm....
Sahabat saya yang satu ini
(you know who) betul2 kena batunya memutuskan untuk berteman dengan saya.
Setiap dia menelpon saya, siang atau malam, kadang pagi (trust me, dia ini kalau gak nelpon gue sehari aja langsung meriang), pembicaraan yang biasanya dibuka dengan :
"Lagi ngapain?"
Apapun variasi jawabannya :
1. "Lagi nyiapin Adam sekolah."
2. " Lagi masak."
3." Lagi cuci piring."
tetap saja pembicaraan kita selalu melebar ke pembahasan mendetil dan mendalam tentang hal2 yang sebenernya sangat gak penting tapi kita melakukannya benar2 untuk mengisi waktu sekaligus mempertajam kemapuan cenayang gue. Huh.
Anehnya, walaupun sobat saya itu jawabannya sering bernada kurang setuju, ngledek, bahkan kadang setengah memaki kebiasaan gue yang suka nganalisa sesuatu berlebihan itu, tapi beliau ini sangat 'menikmati' debat2 kusir kami yang sebenernya kalau didengar suami2 kami pasti mereka akan (apa sih bahasa Indonesianya rolls eyes?)...hmm yah pokoknya gitu deh. Hehehehe
Apa saja yang kami bicarakan, orang, teman, artis, sampai kenapa Ayam Penyet Ria memutuskan untuk tidak menyediakan lagi Pecel Lele, bisa jadi rame, berbuih2 dan kadang diselingi ngakak berdua.
Kami gak ngegosip, suwer!!
Dalam pembicaraan kami, mostly gue yang cerita atau menganalisis sesuatu yang tiba2 came out <<<<---you know lah, Narsis sejati ;)
lalu sobat gue itu akan mengamini atau mendengus tidak setuju.
Kadang pembicaraan gak penting itu melebar kemana2 sampai menghabiskan waktu lebih dari 1 jam.
Sometimes gue merasa bersalah sih, dalam persahabatan kami selama 2 tahun ini kok perasaan gue terus yang dongeng macem2 dan dia banyakan nyimpennya :D
Dan gue juga kadang bertanya2 apa gue ini temen yang egois, maunya cerita tentang diri sendiri dan gak mau denger cerita tentang orang?
Apa gue kelewat self-centered?
The truth is, half true half false :))
Gue emang kadang cenderung self-centered dan mulut gue ember (tapi bukan ember yang nggosip kok, tenang), but justru gue tuh kayak gitu karena gue gak mau pembicaraan berhenti.
Gue cenderung ngerasa awkward kalau bahan pembicaraan abis, sementara gak mungkin kan kalau pas kita lagi diam kayak ada setan lewat terus gue bertanya, "So, how about your family? Normal or dysfunctional?"
Hahahaha
Jadi akhirnya gue itu memutuskan untuk jadi orang yang ember tentang diri sendiri atau kalau pas kumat, nganalisa orang lain just for the sake of the fun itself, bukan buat diomongin lagi ke orang2 lain kecuali teman diskusi gue, sobat gue yang merana karena kejatuhan temen kayak gue.
Gue bisa came out dengan theories gue tentang someone yang gue rasa driving her crazy, tapi entah mengapa pesona gue kayaknya terlalu kuat untuk di-resist.
Buktinya walaupun gue ini ngeyel, dia tetep nelpon gue tiap hari :))
Paling kalau dia udah bosen denger teori2 gue, dia akan nyahut kalimat gue dengan, "Ya udah dulu ye, Assalamu'alaikum.." KLIK.
tanpa sempet gue protes karena masih banyak sebenernya yang mau gue ceritain :))
Ahhhhh...sapa lagi yang mau gue analisa hari ini? ;)