Kangen Manggung
Kangen itu membuncah, menggumpal dan menggunung akhir2 ini.
Berlebihan?
Mungkin buat orang lain, bukan buat gue.
Gue anak panggung. Besar dari panggung ke panggung doing what I love the most : Singing.
Bukan panggung resital, bukan panggung hi-class, just panggung.
Umur 2 tahun gue pertama kali kenal panggung, sayangnya bukan menyanyi tapi *drum rool plis* (pinjem punya Rio ) : Peragawati :))
Yes yes dahling, biar badan gue sekarang gede, dan akhirnya berkembang menjadi tomboy, I once walked on the catwalk ;)
My Mom with her 'model' body mungkin menikmati masa2 itu, but me? :))
Too bad this chubby kid tidak pernah suka disuruh meragain baju longdress dan ujung2nya pas penonton tepuk tangan, gue nangis :))
Untung masa2 traumatis itu cepat berlalu dan berganti masa panggung lain. Waktu umur gue 9 tahun, Bapak membentuk band bernama The Scorpion (yeah, be my guest.laugh out loud. it wasn't my fault that my dad crazy about that band and adopt the name for our band).
Band The Scorpion selalu manggung di acara2 perusahaan tempat Bapak gue kerja, di daerah di sekitar kota kecil kami, dan di acara2 17-an.
Bapak gue Band Manager-nya, gue dan Mama penyanyinya, kru Band diambil dari karyawan perusahaan Bapak bekerja.
Gue menjadi selebriti kecil di kota kecil gue. Satu2nya penyanyi 'cilik' yang fasih menyanyi lagu berbahasa Inggris dan bersuara cukup besar untuk menyanyikan lagu2 dewasa seperti lagu2 Vina Panduwinata yang sedang ngetop2nya saat itu.
Mungkin inilah salah satu masa2 terbaik dalam hidup gue.
Sayang memang kita tidak bisa memutar waktu untuk memperbaiki kesalahan.
Setelah gue menang pertama kali dalam suatu Festival Pop Singer tahun 1985, kategori Remaja sekaligus pemenang Umum, Mama benar2 mendorong karier menyanyi gue sehingga gue selalu mendapatkan diri gue menyanyi dari festival ke festival, dengan paksaan Mama.
Gue bilang paksaan karena pada saat itu gue sedang berontak2nya dan sangat tidak suka 'dipaksa' menyanyi.
Gue merasa gue mau nyanyi kalau gue mau. Gue gak mau nyanyi karena gue harus.
Well, siapa yang tau kalau 20 tahun kemudian, gue bakal kangen panggung seperti ini?
:(
Terakhir gue menang festival, adalah tahun 1994 di Jakarta, panggung yang cukup 'proper' terakhir yang gue alami, dan semua berubah 180 derajat setelah gue memutuskan untuk serius dengan Abang.
Memang sudah harusnya, pada saat gue sudah memutuskan untuk memilih Abang daripada karier menyanyi, batin sudah menolak, sehingga pada saat gue diketemukan dengan produser rekaman-pun gue sudah ikut audisi dengan setengah hati.
Setelah melihat bahwa untuk menjadi penyanyi gue harus mau kiss the produser's ass all the time, gue mundur teratur dan memilih lari pulang ke Bandung, masabodoh dengan produser itu maunya apa, dan memutuskan untuk kembali ke pelukan kekasihku yang sedang demam di Bandung gara2 pacarnya ditawari rekaman :))
Sepanjang jalan di Kereta Parahyangan yang terngiang2 cuma kata2 Abang waktu mengantarkan gue ke Stasiun Bandung 3 hari sebelumnya, " Kalau kamu sudah terkenal nanti, jangan lupa Abang ya.."
***
Mungkin gue tidak akan pernah terkenal, mungkin kalaupun album itu keluar dan gue jadi penyanyinya, jangan2 malah jeblok di pasaran.
Mungkin malah sebaliknya, bisa jadi gue jadi lebih ngetop dari Krisdayanti, atau malah pada umur 33 tahun gue pacaran sama anak orang berpengaruh seperti Mayangsari.
Seribu mungkin lainnya, tapi gue memilih yang pasti saja.
Gue pilih kembali ke Abang dan berhenti sama sekali untuk meniti karier menyanyi gue.
Maaf, Ma..Mea pilih Abang saja. Maaf kalau Mama pernah berharap Mea jadi penyanyi serius dan masuk rekaman.
Bukan Mama yang salah kok kalau sekarang Mea kadang2 suka berandai2 sekiranya jalan itu yang Mea ambil :(
Mea pilih Abang saja ya Ma..
Sudah 10 tahun kami bersama, dan tidak sekalipun Mea menyesalkan keputusan itu.
Hanya pada saat2 kangen panggung seperti ini saja *sigh*
Bikin Band lagi ah.
:))
PS. Baru inget, 'Gig' terakhir gue adalah tahun 1997 di News Cafe , sudah punya anak 1, dan menyanyi di acara tutup tahun perusahaan Bapak diiringi band Bapak yang baru (namanya bukan The Scorpion lagi thank GOD ), lumayan lah penontonnya kelasnya Pieter Gontha :))
Not bad for the last gig in my career, eh? ;)