Balada Aku, Supir Taxi, dan Sepotong Pizza
I'm an Ojek Person.
Dalam arti kata, kalau disuruh milih, naik taksi atau naik ojeg ke sana kemari, aku milih ojeg.
Bukan karena aku cinta-cinta banget sama bau semriwing jaket kulit tua, lusuh dan dekil milik Mas-Tukang Ojek, tapi karena :
1. Taksi di Batam mahalnya minta ampun!
Jarak dekat yang biasa di Singapore saja cuma $3, di sini bisa minta Rp.25.000,-
Apalagi kalau kita berangkatnya dari Ferry Terminal atau dari Megamall dan ngambil taksi ngetem. Bisa kena Rp.35.000,- :((
Sebagai bayangan, dari Ferry Terminal ke rumah saya kira2 jaraknya 1.2 km
Dengan ojeg? Cukup Rp.5.000,- saja.
I'm not good at math, but pretty idiotic kalau itungan gini aja aku gak bisa. Hehehehe
Jelas kan ekonomis mana?
2. Supir Taksi di Batam galak-galak.
Kalau kita mencoba nawar, mukanya langsung berubah hostile.
Malah saya pernah berhadapan dengan yang meludah begitu saya menawar Rp.15.000 untuk jarak Megamall-rumah saya.
Jangan tanya kalau kita mencoba ngeteng (Taksi di Batam banyak yang dijadikan omprengan untuk penumpang2 satu tujuan), pasti mukanya langsung mengejek.
Entah mungkin di otaknya bilang, "Cina kaya model elo kok pelit amat, naik taksi aja mau ngeteng!"
Ehehehe sumpah gue gak kaya! Minimal walaupun gue cukup, tapi setiap uang Rp.1000 masih gue itung.
3. Saya suka kena debu dan angin kalau naik ojeg, dan apalagi menghirup aroma ketombe orang di lapisan dalam helmetnya. <<<<---- yang ini bohong :))
Jadi hari itu, waktu anak2 tiba2 kena struck pengen makan Pizza, berangkatlah aku ke Megamall naik ojeg. Rp.5000,- saja :)
Setelah Pizza dibeli, aku pulang dan mencari ojeg di gerbang luar.
Ada satu yang langsung menghampiri, ah aman.
Eh, baru 50 meter berjalan, hujan tiba2 turun dengan derasnya.
Tukang ojeg langsung berbalik, "Mbak, batal aja yaa..Nanti Mbak-nya malah basah semua."
Lha! Terus aku pulang naik apaaa?
Masa naik taksi? Yaaa, overbudget deh nih pizza!
Akhirnya aku diturunkan di halte bus kota oleh Mas Tukang Ojeg dan aku berdiri di situ celingukan.
Satu persatu taksi lewat.
Aku ragu2 mau nyetopnya, hujan besar sekali, dan aku malas berdebat di bawah guyuran hujan.
Sebuah taksi hijau lewat dan berhenti sambil supirnya melihat ke arah aku. Aku bergumam, "Ah, what the heck lah, aku naik aja. Nanti nawarnya di atas taksi. Jigo jigo deh!"
Aku naik taksinya di kursi belakang. Mungkin karena melihat aku bawa ransel dan menenteng pizza, supirnya menyangka aku mahasiswi, "Mau kemana, Dek?"
Hehehehe he made my day, sukaaaa deh dipanggil "dek"
Serasaaaaa :))
Aku : Anggrek Sari, Pak.
Supir: Berapa mau kasih?
Aku: (nyoba) Rp.15.000 boleh, Pak?
Supir: (mikir) Ya sudah deh.
Aku: *naro pizza di kursi*
Supir: Apaan tuh, Dek? Enak baunya.
Aku: Pizza, Pak. Pesenan anak2 di rumah.
Supir: Ooohh sudah punya anak?
Aku: Hehehe emang gak kelihatan?
Supir: Kayak masih muda sekali Kakak ini. (hloh, kok jadi Kakak? Stay pake Adek dong Mas hahaha)
Aku: Hehehe iya ini anak2 tadi minta belikan Pizza, gak apa2 lah sekali2.
Supir: Berapa harganya? Enak sekali kayaknya. Mana sedang lapar lagi.
Aku: (mulai nggak enak hati, naik taksi mau murah, tapi jajan Pizza) Rp.70.000, Pak. Sekali2 aja saya belikan, kalau sering2 kan mahal. Gak kuat saya.
Supir: Enak ya baunya, saya gak pernah makan Pizza.
Aku: (makin gak enak hati) Ini sih makanan anak2 muda, Pak. Saya dan suami juga kurang suka Pizza. Mendingan makan Pempek atau Makanan Padang.
Supir: Iya ya.. Mahal sekali juga. Makanan Padang Rp.6000,- sudah sama rendang, kenyang.
Aku: *bergumam* iya sih, Pak. Ini juga kalau bukan buat anak2, gak saya beli.
Supir: *manggut2*
Sampai di Anggrek Sari, perjalanan hanya 10 menit.
Aku : *nyodorin uang Rp.20.000* Ini, Pak. Gak usah kembalian.
Supir: Wah, makasih Kak. Makasih yaa.
Aku: *mikir* Pak, mau ya saya kasih sepotong Pizza? Bapak kan sedang lapar, saya kebetulan ada makanan.
Supir: *nyengir* Wah jangaaaan, Kak. Itu kan buat anak2 di rumah.
Aku: Gak apa2 kok, Pak. Ini banyak kok, Pizzanya besar. Lagian Bapak sudah nyium baunya sepanjang jalan, dosa saya kalau gak ngasih. Hehehehe
Supir: Beneran, Kak?
Aku : Beneran! Nih saya ambilin, maaf ya pakai tangan.
Supir: *ngambil potongan Pizza dari tangan saya* Alhamdulillah..lagi lapar nih, Kak. Akhirnya saya bisa tau juga rasanya Pizza.
Aku: Hehehe mudah2an suka ya, Pak..
Supir: Makasih, Kak. Mudah2an Kakak banyak rejeki.
Aku: Amin, Pak.
Aku keluar dari taksi, melambaikan tangan ke supirnya, dan memberikan kotak Pizza ke anak2 yang sudah loncat2 di teras menunggu aku pulang.
Fira buka kotak Pizzanya, "Hey! This is half eaten!!"
Aku ketawa, "Iya, tadi supir taksinya lapar, jadi Umak kasih satu potong."
Fira ngakak, "Mak, you are weird."
Aku mengedipkan mata kepadanya, "Later, when you're older, you'll learn that giving something to other people. especially when they really need it is the best feeling ever..trust me."
Fira tersenyum, "I know that already, Mak."
Aku tau kelak dia akan disebut aneh juga oleh anak2nya. :)
Dalam arti kata, kalau disuruh milih, naik taksi atau naik ojeg ke sana kemari, aku milih ojeg.
Bukan karena aku cinta-cinta banget sama bau semriwing jaket kulit tua, lusuh dan dekil milik Mas-Tukang Ojek, tapi karena :
1. Taksi di Batam mahalnya minta ampun!
Jarak dekat yang biasa di Singapore saja cuma $3, di sini bisa minta Rp.25.000,-
Apalagi kalau kita berangkatnya dari Ferry Terminal atau dari Megamall dan ngambil taksi ngetem. Bisa kena Rp.35.000,- :((
Sebagai bayangan, dari Ferry Terminal ke rumah saya kira2 jaraknya 1.2 km
Dengan ojeg? Cukup Rp.5.000,- saja.
I'm not good at math, but pretty idiotic kalau itungan gini aja aku gak bisa. Hehehehe
Jelas kan ekonomis mana?
2. Supir Taksi di Batam galak-galak.
Kalau kita mencoba nawar, mukanya langsung berubah hostile.
Malah saya pernah berhadapan dengan yang meludah begitu saya menawar Rp.15.000 untuk jarak Megamall-rumah saya.
Jangan tanya kalau kita mencoba ngeteng (Taksi di Batam banyak yang dijadikan omprengan untuk penumpang2 satu tujuan), pasti mukanya langsung mengejek.
Entah mungkin di otaknya bilang, "Cina kaya model elo kok pelit amat, naik taksi aja mau ngeteng!"
Ehehehe sumpah gue gak kaya! Minimal walaupun gue cukup, tapi setiap uang Rp.1000 masih gue itung.
3. Saya suka kena debu dan angin kalau naik ojeg, dan apalagi menghirup aroma ketombe orang di lapisan dalam helmetnya. <<<<---- yang ini bohong :))
Jadi hari itu, waktu anak2 tiba2 kena struck pengen makan Pizza, berangkatlah aku ke Megamall naik ojeg. Rp.5000,- saja :)
Setelah Pizza dibeli, aku pulang dan mencari ojeg di gerbang luar.
Ada satu yang langsung menghampiri, ah aman.
Eh, baru 50 meter berjalan, hujan tiba2 turun dengan derasnya.
Tukang ojeg langsung berbalik, "Mbak, batal aja yaa..Nanti Mbak-nya malah basah semua."
Lha! Terus aku pulang naik apaaa?
Masa naik taksi? Yaaa, overbudget deh nih pizza!
Akhirnya aku diturunkan di halte bus kota oleh Mas Tukang Ojeg dan aku berdiri di situ celingukan.
Satu persatu taksi lewat.
Aku ragu2 mau nyetopnya, hujan besar sekali, dan aku malas berdebat di bawah guyuran hujan.
Sebuah taksi hijau lewat dan berhenti sambil supirnya melihat ke arah aku. Aku bergumam, "Ah, what the heck lah, aku naik aja. Nanti nawarnya di atas taksi. Jigo jigo deh!"
Aku naik taksinya di kursi belakang. Mungkin karena melihat aku bawa ransel dan menenteng pizza, supirnya menyangka aku mahasiswi, "Mau kemana, Dek?"
Hehehehe he made my day, sukaaaa deh dipanggil "dek"
Serasaaaaa :))
Aku : Anggrek Sari, Pak.
Supir: Berapa mau kasih?
Aku: (nyoba) Rp.15.000 boleh, Pak?
Supir: (mikir) Ya sudah deh.
Aku: *naro pizza di kursi*
Supir: Apaan tuh, Dek? Enak baunya.
Aku: Pizza, Pak. Pesenan anak2 di rumah.
Supir: Ooohh sudah punya anak?
Aku: Hehehe emang gak kelihatan?
Supir: Kayak masih muda sekali Kakak ini. (hloh, kok jadi Kakak? Stay pake Adek dong Mas hahaha)
Aku: Hehehe iya ini anak2 tadi minta belikan Pizza, gak apa2 lah sekali2.
Supir: Berapa harganya? Enak sekali kayaknya. Mana sedang lapar lagi.
Aku: (mulai nggak enak hati, naik taksi mau murah, tapi jajan Pizza) Rp.70.000, Pak. Sekali2 aja saya belikan, kalau sering2 kan mahal. Gak kuat saya.
Supir: Enak ya baunya, saya gak pernah makan Pizza.
Aku: (makin gak enak hati) Ini sih makanan anak2 muda, Pak. Saya dan suami juga kurang suka Pizza. Mendingan makan Pempek atau Makanan Padang.
Supir: Iya ya.. Mahal sekali juga. Makanan Padang Rp.6000,- sudah sama rendang, kenyang.
Aku: *bergumam* iya sih, Pak. Ini juga kalau bukan buat anak2, gak saya beli.
Supir: *manggut2*
Sampai di Anggrek Sari, perjalanan hanya 10 menit.
Aku : *nyodorin uang Rp.20.000* Ini, Pak. Gak usah kembalian.
Supir: Wah, makasih Kak. Makasih yaa.
Aku: *mikir* Pak, mau ya saya kasih sepotong Pizza? Bapak kan sedang lapar, saya kebetulan ada makanan.
Supir: *nyengir* Wah jangaaaan, Kak. Itu kan buat anak2 di rumah.
Aku: Gak apa2 kok, Pak. Ini banyak kok, Pizzanya besar. Lagian Bapak sudah nyium baunya sepanjang jalan, dosa saya kalau gak ngasih. Hehehehe
Supir: Beneran, Kak?
Aku : Beneran! Nih saya ambilin, maaf ya pakai tangan.
Supir: *ngambil potongan Pizza dari tangan saya* Alhamdulillah..lagi lapar nih, Kak. Akhirnya saya bisa tau juga rasanya Pizza.
Aku: Hehehe mudah2an suka ya, Pak..
Supir: Makasih, Kak. Mudah2an Kakak banyak rejeki.
Aku: Amin, Pak.
Aku keluar dari taksi, melambaikan tangan ke supirnya, dan memberikan kotak Pizza ke anak2 yang sudah loncat2 di teras menunggu aku pulang.
Fira buka kotak Pizzanya, "Hey! This is half eaten!!"
Aku ketawa, "Iya, tadi supir taksinya lapar, jadi Umak kasih satu potong."
Fira ngakak, "Mak, you are weird."
Aku mengedipkan mata kepadanya, "Later, when you're older, you'll learn that giving something to other people. especially when they really need it is the best feeling ever..trust me."
Fira tersenyum, "I know that already, Mak."
Aku tau kelak dia akan disebut aneh juga oleh anak2nya. :)
8 Comments:
Mel, perasaanku seperti di aduk-aduk baca tulisanmu. Ada gemes, sebel, geli dan kasihan.
Memberikan sesuatu kepada orang yg sdg membutuhkan mmg terasa nikmat Mel.Mgkn bagi Mel sepotong pizza tidak ada artinya, tapi bagi sopir taxi yg sdg lapar itu, sebauh berkah yg luar biasa.
Mel..ini tulisan menggambarkan elo bangeett....yg katanya temperamental,radical, tapi tetep ajah aslinya keluar...generous...komplit banget yak..!!
mbak mela... mau pizza nya... *mode ga modal*... hehehe
hmmmm.......donat keju,mel..donat keju..:)
Wah....memang kadang jadi ga enak sendiri ya. Tapi syukur kita masih diberkahi mata untuk melihat, tangan untuk memberi dan yang paling penting hati untuk merasa hehehehe -sok bijak-
persis kaya ibuku. sekali-kalinya aku ajak naik taksi di jakarta, si sopir dikasih roti+aqua (yang seharusnya jadi bekal selama di kereta) dan porter Gambir dapat lapis surabaya+donat. beli lagi deh buat bekal he he he
dan memang, rasanya dunia jadi tambah indaah banget pas ngeliat mereka seneng.
Posting ini bikin aku makin kangen blio T_T
ituh...ituh...yg bikin aku cintaaa banget ama Neng Mela. Tampang boleh garang, ketawa boleh kayak geledek, tapi hati...selembut salju *nggak ku-ku,jadi kayak lagu gini*
love you neng, kangeeeennnn pisan...
Beramal itu selalu baik kan...untung kehujanan,jadi dikau dapat ladang amal, Mel...selamat ya....
Post a Comment
<< Home