Thursday, December 16, 2004

Don't know whether to laugh or cry!

Ceritanya saya lagi jalan2 ke website korannya orang Sunda. Tau kan?
Itu lho PR tea!
Trus saya baca2 soal satu Anggota Dewan di DPRD Jawa Barat yang diprotes oleh 4 wartawan lokal karena perbuatan yang tidak menyenangkan.
Katanya mereka sih, si bapak ini sebel gara2 temennya sesama anggota Dewan, diwawancara gak berhenti2 sementara dia sudah mau ngajak kawannya itu makan siang.
Jadi si Bapak ini sambil menggamit temannya bilang,

"Udah ah jangan ngeladenin wartawan melulu, saya juga harus diladenin atuh!"

Waktu akhirnya mereka berjalan menjauhi para wartawan, otomatis karena merasa belum tuntas, para wartawan mengikuti.
Trus ceritanya si Bapak berbalik sambil bilang,

"Awas jangan ngikutin! Nanti saya kepret kalian!"

......
......
......

*mmpppffttttttthhhhhbuahahahahhahahhahha*

Sumpah, reaksi pertama saya waktu baca berita itu adalah ngakak sejadi2nya.

Kepret dalam Basa Sunda sehari2 adalah mengibaskan air kepada orang lain.
Contoh :Nauval saking geuleuhna ka Rio, ngepret manehanana make cai kobokan
Arti :Nauval saking sebelnya ke Rio, mengibaskan air ke Rio memakai air kobokan.
:)

Tapi gak tau kenapa (apa karena basa sunda saya jelek) para wartawan ini mengartikan bahwa si Bapak ini berniat 'menampar' mereka.
Katanya sih arti kepret adalah tampar.
Tapi kok saya gak yakin ya?

Orang Sunda itu terkenal sangat humoris, sering bercanda kelewatan, dan susah dibawa serius.
Bagi saya 'kepret' si Bapak, lebih ke berarti ancaman kosong setengah bercanda, bukan serius apalagi mau menampar wartawan2 tersebut.
Tapi ternyata mereka merasa tersinggung berat dan memutuskan untuk melancarkan protes resmi ke DPRD Jabar.
*sigh*
Udah pada kehilangan urat ketawa kayaknya nih bangsa gue.

Masih di koran edisi yang sama, ada 1 lagi berita yang bikin gue ngakak.
"Bekas Dikhitan Pendarahan, Akad Nikah Tertunda"

Huahahahahahha
Jadi ceritanya calon Penganten tuh orang Jepang yang baru masuk Islam dan disunat 3 hari sebelum akad nikah. Nah pas akad nikah mau dilaksanakan, terpaksa harus ditunda beberapa jam karena bekas khitanan pada penganten pria yang dilakukan paraji (dukun) mengalami pendarahan dan harus dijahit.
Setelah pendarahan teratasi, baru akad nikah bisa dilaksanakan.
Kebayangnya sambil penganten perempuannya cemberut ngebayangin bakalan gak sukses tuh Wedding Nightnya.
Hahahahahaha

Bener2 kurang sumber berita apa ya koran kita?


5 Comments:

Anonymous Anonymous njeplak...

Hihihi... kepret itu memang untuk guyonan, serious pisan para wartawan itu, mungkin mumpung yang bakalan diprotes anggota DPR

Soal khitanan kilat itu benar2 kilat ya... 3 hari sebelumnya, ya mbok jauh2 gitu kan bisa sembuh dulu... lagian mungkin khitannya di dukun...hehehe

Doel

12:04 PM  
Blogger ben njeplak...

hahahaha...................................
salah sendiri, baru disunat kok mau kawin !
hehehehehe.................................

2:09 PM  
Anonymous Anonymous njeplak...

mhuahuahua....jangan2 disunatnya pake bambu lageee...:))

-ellen-

3:50 PM  
Anonymous Anonymous njeplak...

lah kalo di bandung, emang wartawannya orang apaan? masa sih mereka gak ngerti kalo itu becandaan ala sunda?

tahu ah, emang keblinger semua nih!

rio, cuek ngelupain deadline, sambil makan roti coklat n ngupi.

11:34 AM  
Blogger Mel njeplak...

*sigh* sejak baca komen Rio yang sangat teganya menulis kata ROTI COKLAT, gue berburu roti coklat di semua bakery yang gue tau. Nyari Roti isi Coklat yang kayak di Indonesia. Gak ada yang jual.
Huaaaaaaaaaaaaaa!!!!
*kangen ama roti coklat yang dijual ama Mamang yang lewat di depan rumah*

1:26 PM  

Post a Comment

<< Home