Tidak Pernah Terbiasa
Besok saya dan anak-anak sudah harus pulang ke Indonesia. Senin, 14 Juli besok Fira akan memulai hari pertamanya di Secondary School dan Zach harus mulai menempuh hari sekolah yang panjang di Primary School. Saya tidak sanggup merenggut memori hari bersejarah tersebut walaupun hati sih masih berat meninggalkan China. Fira dan Zach harus punya memori pertama masuk sekolah baru. Jadi dengan enggan, kami memutuskan untuk pulang, meninggalkan Abang yang tidak mungkin pulang sampai tiba saatnya Field Break bulan depan.
Pagi ini saya lihat wajahnya begitu mendung. Abang menggumam, samar-samar saya mendengarnya.
Abang : "Nggak mood.."
Saya : "Nggak mood apa, Sayang? *agak bingung soalnya tiba2*
Abang : "Nggak mood apapun." " Nggak mood segalanya."
Wajahnya tertekuk sedemikian rupa. Hati saya seperti disayat-sayat. Hampir 2 tahun hidup sering terpisah seperti ini, masih kami tidak terbiasa.
Kami berpelukan tanpa ada kata-kata lagi.
Pagi ini saya lihat wajahnya begitu mendung. Abang menggumam, samar-samar saya mendengarnya.
Abang : "Nggak mood.."
Saya : "Nggak mood apa, Sayang? *agak bingung soalnya tiba2*
Abang : "Nggak mood apapun." " Nggak mood segalanya."
Wajahnya tertekuk sedemikian rupa. Hati saya seperti disayat-sayat. Hampir 2 tahun hidup sering terpisah seperti ini, masih kami tidak terbiasa.
Kami berpelukan tanpa ada kata-kata lagi.
<< Home