Zachary's Eye
Sejak kecil saya sadar bahwa saya punya kemampuan untuk mengetahui apakah suatu tempat ada penghuni halusnya atau tidak. Saya tidak pernah berkomunikasi langsung dengan mereka tetapi ada saja yang mereka lakukan yang membuat saya 'tau'.
Agak sulit menghadapi kemampuan ini setelah dewasa karena ternyata saya cenderung skeptik. Dua kepercayaan yang berlawanan ini akhirnya saya terima begitu saja tanpa pertahanan. Jadi kalau saya sedang merasa berpapasan dengan mahluk dari dunia lain yang tidak terlihat itu, saya pura-pura tidak tau atau kalau saya lagi mau, saya menyapanya.
Hanya satu yang saya bersyukur, saya jarang sekali melihat wujudnya. Dalam hidup saya saya hanya diberikan 2 kali kesempatan melihat sendiri, sisanya adalah bayangan atau perasaan saja.
Saya agak kaget waktu ternyata saya menyadari bahwa anak-anak saya juga memiliki kemampuan ini. Shafira pernah melihat beberapa kali waktu masih kecil, sesudah umur 7 tahun jadi berkurang dan saya tidak tau ke depannya kalau dia sudah mulai mengerti apakah dia akan ikuti kemampuan itu atau mengabaikannya total. Yang saya heran adalah Zachary. Kalau Fira masih memperlihatkan rasa takut apabila melihat, Zachary tidak pernah takut, hanya memberi tahu. Dan ternyata dia tau di saat saya tidak tau! Jadi Zachary ternyata lebih peka daripada saya.
Tadi malam, ketika sedang berlompatan di tempat tidur, Zachary memberitahu saya bahwa seorang sahabat saya yang sudah berpulang sedang duduk di sebelah saya. Saya terhentak, tapi Zachary sama sekali tidak kelihatan takut. Dia kenal benar dengan sahabat saya tersebut semasa hidupnya.
Akhirnya saya hanya menarik napas panjang dan berkata, "Just say hi, Baby.. Assalamualaikum..."
Zachary hanya mengangguk. Aku terharu. Mudah-mudahan kepekaannya tidak akan pernah mengganggu hidupnya.
<< Home