Monday, June 05, 2006

Torn Between Two Countries

I just realized that maybe I will miss Singapore when I have to leave someday.
No, not MAYBE, but DEFINITELY.
Mengapa tidak, lebih dari 2/3 kehidupan pernikahan kami dijalankan di Singapore.
Aku pertama melihat Shafira sekolah di sini, aku merasakan frustasinya hidup tanpa pembantu sama sekali di sini, aku mengandung Adam dan segala rintangannya di sini, aku berantem hebat sampai ingin pulang di sini, dan aku sadar bahwa aku ternyata sangat mencintai suamiku di sini.

Dan aku sadar aku takut pulang ke Indonesia.
Ternyata mau tidak mau, kenyamanan Singapore yang selama ini tidak aku syukuri dan tidak aku akui, mulai mendarah daging di dalam diriku.

Mungkin aku tidak akan kangen dengan manusia2nya yang kebanyakan dingin seperti gunung es.
Tapi aku akan kangen dengan beberapa di antara mereka yang begitu manis dan mewarnai hidupku.
Aunty Lim di McDonald sebrang yang selalu tersenyum sambil bertanya mau sarapan apa aku pagi ini, Aunty Tan yang berjualan minuman di Coffee Shop, Aunty yang aku tak tau namanya yang sering menegur aku dan anak2, walau ujung2nya bertanya, "Got $5 or not? Haven't makan since morning, lapar..."
Kakek India tua yang setengah gila tapi baik hati yang suka minta rokok ke Abang dan kalau bertemu aku selalu menunduk sambil menyapa dengan bahasa Indonesia patah2, "Apa kabar Ibu? Sudah makan?"

*sigh*

Aku menyebrang jalan di depan kemarin, ketika bus nomer 941 yang biasa kunaiki lewat di depanku. Aku melihat sekilas di dalamnya, supir bus yang hampir setiap hari kutemui, dan kami saling melambaikan tangan.
Dan seketika itu juga aku sadar, aku akan sangat merindukan Singapore.

Aku ingat, hampir 7 tahun yang lalu kala pertama kali menjejakkan kaki di daerah perumahan di Singapore dan dengan kekecewaan yang sangat melihat kondisi flat di Singapore yang jauh dari bayanganku. Dilanjutkan dengan misi mengenal tetangga yang bisa dibilang kurang berhasil. Sepanjang hari aku tersenyum dengan semua tetanggaku waktu mereka melintas di depanku dan aku hanya dibalas dengan tatapan curiga.
Satu di antara mereka malah sempat bertanya waktu aku mengucapkan selamat pagi, "Are you trying to sell something?"

Yeah. So much for Asian Hospitality.

Sekarang 7 tahun kemudian, kepedihan itu sudah tiada. I just laugh it off setiap bertemu dengan orang yang hostile sikapnya.
Dan terus terang aku sendiri mungkin sudah mulai seperti mereka, curiga dengan orang asing yang tiba2 menghampiri.

Which remind me again now, aku takut kembali ke Indonesia.

Sampai sini, apakah aku sudah mulai kedengaran sombong?

Aku harap tidak.

Aku berusaha membujuk diriku dengan mengatakan, "Bukankah ini yang selalu kamu inginkan selama bertahun2?" "Kala kamu menangis merindukan keluarga, makanan Indonesia, even the smallest thing like Silver Queen membuat kamu ingin pulang?"

Jawabannya iya.

Tapi aku gemetar dan ketakutan ketika teman2ku yang bisa dibilang fresh baru datang dari Jakarta ke Singapore dan kemudian menetap di sini bercerita tentang segala macam kejahatan yang terjadi di Jakarta.
Kejahatan yang waktu aku meninggalkan Jakarta bisa dibilang tidak sebegitu parah.

Dan aku ciut, jadi pengecut.

Dan kemudian aku marah pada diri sendiri.

Bagaimana aku bisa merasa begini terhadap negaraku sendiri? Racun apa ini yang mengaliri darahku sehingga aku begitu takut tinggal di negriku sendiri?

Aku malu.

9 Comments:

Blogger Nauval Yazid njeplak...

why do i even bother commenting here?

mel, look at me. look at you. look at us.

well. i'm fine. you'll be fine.

hell, we've been fine, no reason stopping it from happening continuously!

6:22 PM  
Blogger Ellen Widyasari njeplak...

pasti Mel kangen sama akyuuu kalo pas mudik :)

9:17 PM  
Blogger Amey njeplak...

Mel... semua orang yang tinggal di Indonesia berlomba2 pengen keluar dari sini...kebanyakan tujuan mereka adalah spore n ausi...so kamu termasuk orang yang beruntung....

santi ong

9:57 PM  
Anonymous Anonymous njeplak...

Yah, aku di sana senang di sini senang, Mel. Pasti ada sesuatu yang bisa bikin elo senang selalu.
Kayak ketemu gue, gitu. Huehuehuehuehueeee....

10:34 AM  
Anonymous Anonymous njeplak...

teh melaaaaaaaaaaaaa...
saya sih tetep pengen pulang indo...
bisa mati karatan lama2 gue disini...

- penderita sindrom gak bisa tahan di satu tempat selama lebi dari 6 bulan kecuali bandung -

4:00 PM  
Anonymous Anonymous njeplak...

Mel kalo saya sih dimana saja okelah.. asal teteb kumpul anak bojo... hihihi kangen saya gak?:-P

8:58 PM  
Anonymous Anonymous njeplak...

mel....
kok baca posting kali ini... mata saya berkaca2 yaa mel...
WHY???

sepertinya sedih akan datang kembali, karena satu teman sepertinya akan pergi lagi....

It's true... mungkin suatu saat (NOT maybe, but DEFINETLY)kita juga akan keluar dari sg.. tapi kapan hanya Allah Yang Maha Tahu...

Mudah2an, ini yang terbaik untuk mella dan keluarga....

inget waktu mela, pernah jatuuuuh... duuuh kasian banget... sampe jalan aja susyah yaa mel... itu tuuuuuh yg bikin kita gag pengen tinggal di sg *sigh*

well... tengs God because i've ever known you.. aaaah apalah saya... maen juga jarang ke butbat kekeke
tapi saya senang punya teman seperti kamu mel..

gita
*bakalankangenberatdenganbecandaanmelaa....*

9:42 PM  
Blogger naanaaa njeplak...

arisan sama aku aja mak, nanti kan syenang :D

jangan sering bikin hantu-hantuan sendiri to.... jalani aja.

8:43 AM  
Blogger guario njeplak...

bo nggak usah lo, nyokap gue yang orang Jakarta dan baru mudik 3 tahunan juga panik neleponin gue kalo ada demo heboh2 ato rusuh2 di Jakarta. Padahal, gue nyante aja:D.

Lo bakal baek2 aja;). Hayooo... gak sabar ketemuan neh.

6:35 PM  

Post a Comment

<< Home