Aku bersyukur kami ada di sini

Minggu lalu kami menghadiri salah satu bagian acara dari National Day Parade.
Biarpun kami orang Indonesia, tidak ada salahnya ikut jadi penggembira.
Toh kamipun numpang cari makan di sini.

Kami pergi sejak pagi ke Marina South, dengan tekad melihat Fireworks malamnya.
Singaporean yang selalu kiasu akan selalu datang cepat sehingga kalau kita terlambat sedikit saja, jangan harap kebagian tempat.

Sebelum Fireworks dimulai, acara dibuka dengan show off-nya tentara Singapore.
Terjun payung, Fire Brigade, Polisi, dan segala macam antek2nya mulai beraksi memperlihatkan kehebatan mereka.

Tank baja, lengkap dengan tentaranya yang dipoles2 wajahnya supaya menakutkan lari2 menuju lapangan dan menembakan senjata (err..apa itu cuma suara latar yah?)
Semua anak2 di tribun, termasuk anakku yang besar melompat2 senang melihat aksi tersebut.

Waktu Fire Brigadenya masuk ke lapangan lengkap dengan Fire Trucknya, Shafira dengan konyolnya berteriak, "Look!!! Teletubbies!!!"
Yeah..you are my daughter :))

Sepanjang acara show off itu Fira ketawa2 saja sambil nunjuk2,
"Look Mak!!! They put off the fire but they ignore the 'victim' !!"
"Hahahahahahha"

tsk...gak keliru bener gue ngambil dia di Rumah Bersalin..emang anak gue bener :D

Setelah keributan di lapangan mereda, gue melihat ke arah Adam yang sedari tadi diam di pangkuan gue.
Rupanya dia ketakutan setengah mati mendengar bunyi tembakan, bom dan sirine bertubi2.

"Adek, kenapaaa?," kata gue khawatir.
"Adek takut liat tentara sama polisi.." "They have gun, gun only for bad people."
"I don't like them!", katanya keras

Gue terhenyak mendengarnya. Wah..ternyata doktrin gue tentang gun dan senjata sudah backfire. Gue selama ini memang menolak membelikan Adam pistol2an dengan alasan gun and weapon are only for bad people.
Gue lupa nerangin kalau orang baik juga perlu gun untuk menangkap bad peoplenya.

Hmmmhhhh

Melihat Adam begitu ketakutannya dengan bunyi tembakan, bom, dan sirine..tiba2 gue membayangkan anak2 yang berada di daerah konflik.
Betapa ketakutannya mereka harus mendengar aksi ini setiap hari, dan bukan dalam rangka show off, tapi in real life.

Dan gue, si Cengeng..kembali meneteskan air mata.

Singapore bukan Bandung, tapi gue bersyukur ini bukan Aceh, ini bukan Afghanistan, bukan Irak..

Pertama kalinya dalam 2 minggu, gue bersyukur ada di sini...