Thursday, June 26, 2008

Terbuai Bayang

Sepertinya aku melihatmu..
Tapi ternyata bukan..
Kugapai, kuraih dan kugenggam erat agar tak pernah pergi..
Tapi ternyata halusinasi..

Imaji yang kukhayalkan sendiri..
Fatamorgana yang membelai-belai hati..

Kau bukan kau yang ada di dalam mimpi..
Kau tidak pernah menjadi dirinya..

Terlambat sadar..
Terlambat untuk berbalik dan berlari..

Aku terjebak dalam ilusi yang kucipta sendiri..
Dunia di mana di dalamnya ada dan kau aku, wangi bunga dan kesejukan hati..

Akankah aku berdamai dengan kenyataan?
Atau haruskah aku terhempas lagi beribu kali..
Dalam penyangkalan akut yang menggerogoti..

Sukma meronta..

Tapi kakiku, hatiku..sudah terperosok jauh dan tidak mau mengerti..

Tinggal pasrah..pasrah..pasrah..
Terima..terima...terima...



Dalian, 26th June 2008

Tuesday, June 24, 2008

Sempurna

This morning, Zach sat on my lap, kiss me full on the lips and ask me for a millionth times,


Zach : "Mak, why can't you be my wife?"

Me : "Well, you can't marry your mom. Besides, I'm already married to your father"

Zach : *stroking my hair while singing in his awkward Indonesian accent*
"kau adalah darahku..kau adalah jantungku...kau adalah hidupku..lengkapi diriku oh sayangku kau begitu..sempurna..."
Me : *termehek-mehek*

Hadoh...gak usah punya suami romantis juga gak papa deh kalau punya anak cowok kayak gini

Nanne

Aku memeluknya waktu kita menangis berdua di atas liang lahat Mimi. Semua kekesalan, kekecewaan, amarah yang menumpuk selama 2 tahun, hilang seketika. Tangisnya yang pilu di pundakku membuat aku luluh dan aku berbisik, "Ne, jangan tinggalin Teteh lagi.." "I love you.."
Isaknya begitu lemah dan mendadak aku berbalik ke 18 tahun yang lalu waktu kuantar dia pertama kali ke Taman Kanak-Kanak dan dia memeluk kakiku kuat-kuat karena takut menghadapi hari pertama sekolah. Rok biru sekolahku basah oleh air matanya.

Saat itu juga aku mengerti bahwa yang dia lakukan 2 tahun yang lalu hanyalah ketidakberdayaan seorang perempuan muda dalam upayanya mencari kasih sayang yang didambakannya. Apa yang bisa aku lakukan, aku yang selama ini menjadi kawan, kakak, sekaligus 'Ibu'nya sekarang jauh darinya dan sibuk menjadi Ibu yang sebenarnya bagi anak-anakku. Aku tidak bisa mendengarkan cerita-ceritanya lagi dan dia perlu seseorang untuk membagi suka duka-nya.
Waktu laki-laki itu hadir dan memberikan apa yang dia harapkan, tanpa berpikir dia menyebrang jalan, menyambut tangannya, walaupun itu berarti meninggalkan keyakinannya dan memeluk kepercayaan kekasih yang dicintainya.

Dan hari itu aku memaafkannya. Mimi pasti tersenyum di alam sana.

Tuesday, June 03, 2008

*shrugs*

Just give us 2 days, 6 days top. And we already drove each other crazy. Fangs and talons, yells and glares. As much as we miss each other, as deep as we love each other, we're still nemesises, archenemies. Can't live with him, can't live without him. Sigh.