Saturday, January 26, 2008

Tiga Puluh Lima Tangkai Bunga Mawar

Tiga puluh lima tangkai bunga mawar di dalam keranjang yang kau berikan waktu ulang tahunku itu sudah menghitam warnanya. Tapi aku tidak ingin membuangnya. Setiap aku melihatnya, aku seperti melihat cintamu dan anak-anak kita. Tatapan mata mereka dan senyum di bibirmu waktu berkata, "Tau gak ada berapa bunga mawarnya?" Aku jawab dengan konyolnya, "Memangnya berapa?" Dan kau tercengir sambil berkata, "35!"

Aku lupa mengatakan bahwa hatiku berdetak kencang dan berharap engkau kena sambet setan cinta lebih sering lagi.

Romantis kok kalau sedang kesambet saja.

Tapi lalu aku ingat kau bilang kau tidak mau menggombal setiap saat, karena kau ingin aku merasa spesial saat itu tiba.

"Sesuatu yang dilakukan setiap hari tidak akan spesial lagi jadinya," katamu.

Dan aku paham itu sekarang.

Tapi tak apa, aku memang suka menggombal. Jadi kubilang saja padamu sekarang kalau aku tidak bisa mencintai kamu lebih dari sekarang. Sudah pol, maksimum, LUBER!

Friday, January 25, 2008

Kapan, Dimana, Bagaimana

Pesan nabi..tentang mati..jangan takut mati karena pasti terjadi..setiap insan pasti mati..hanya soal waktu..

Saya bukan penggemar grup musik Bimbo, walaupun saya suka beberapa lagunya. Dan lagu yang liriknya sebagian saya tulis di atas adalah lagu yang terus menerus cukup sering terngiang-ngiang di telinga sejak saya didiagnosa dengan Diabetes 8 tahun yang lalu dan kesehatan saya sepertinya tidak pernah prima lagi.

Kemarin, lagu ini kembali selalu terngiang waktu mendengar kabar duka, istri dari teman sekerja suami saya, sama-sama orang Indonesia, meninggal dunia di Sumedang. Suaminya kebetulan sedang bersamanya, sedang dalam 2 minggu break dari pekerjaan di China. Sang istri hanya mengeluh sakit perut lalu kemudian berbaring dan tidak pernah bangun kembali. Kematian yang tidak merepotkan, tidak diduga, tidak menakutkan dan tidak menyakitkan. Damai. Without agony.

Saya hanya bisa terpekur, umurnya setahu saja hanya berkisar di awal 40-an saja. Ah...masih muda.. Mau tidak mau pikiran kembali lagi ke diri sendiri dan kembali paranoia saya menyelinap. Saya masih takut mati. Mungkin karena keimanan saya masih terlalu tipis sehingga tidak merasa punya bekal cukup untuk hidup sesudah mati, mungkin karena saya mengkhawatirkan anak-anak saya yang sangat dekat dengan saya, suami saya yang terlalu dependen pada saya sampai makan-pun harus diambilkan, mungkin karena saya tidak ingin menimbulkan kesedihan mendalam untuk orang-orang yang ditinggalkan.

Ketakutan saya kadang saya anggap tidak wajar karena saya hidup dengan rasa khawatir itu dalam hidup saya sehari-hari. Berpikir tentang kematian dan takut pada prosesnya. Tapi mungkin karena saya merasa sudah dikasih 'hint' dengan penyakit ini, sehingga saya jadi mudah cemas seperti hari ini waktu saya memeriksa kadar gula saya. Tidak pada range yang saya inginkan.

Kadang pikiran jauh melayang kepada bagaimana kalau saya harus pergi sementara anak-anak masih kecil dan suami tentunya masih perlu pendamping. Apakah anak-anak akan bisa mengatasi kesedihannya, apakah suami saya akan mendapatkan pendamping yang baru yang benar-benar sayang kepada mereka... sampai pertanyaan yang jauh seperti apakah kalau suami saya menikah lagi lalu foto perkawinan kami di rumah mertua akan diturunkan dan diganti dengan foto pernikahan yang baru. Lalu bagaimana dengan foto keluarga, akankan juga pensiun dari dinding ruang tamu mertua?

Mungkin terdengar berlebihan dan konyol, tapi itulah yang selalu senantiasa ada di dalam benak saya. Suami menikah lagi itu sudah merupakan hal yang pasti. Berapa jumlah duda, cerai atau mati yang ada di permukaan bumi ini? Ok, kurangi lagi dengan jumlah duda cerai/mati yang masih di bawah 50 tahun? That's what I'm talking about...

Tentunya kembali lagi ke kita tidak bisa menebak Kapan, Dimana, Bagaimana kematian itu terjadi dan siapa dulu di antara kita yang pergi, saya sendiri tidak bisa membayangkan kalau saya menjadi pihak yang ditinggal.. Hanya saja buat perempuan sepertinya lebih simple karena perempuan sudah terbiasa menjalani dua fungsi, mencari nafkah dan menjadi ibu, sehingga bisa dibilang jumlah janda cerai atau mati cukup tinggi secara statistik.

Ah..saya mulai membahas melebar ke mana-mana. Kebiasaan buruk yang selalu diingatkan suami saya...

Yang jelas, kepergian istri teman suami saya itu membuat saya teringatkan untuk tidak membuang-buang waktu saya dengan orang-orang tercinta di sekitar saya. Saya usahakan tidak membuat masalah kecil menjadi besar, tidak juga saya lupakan mengucapkan kata sayang kapanpun saya bisa.

Selagi saya masih bisa. Selagi kita masih sempat.

Thursday, January 24, 2008

Smooth Zach

Tadi malam, sehabis memandikan Zachary, saya handuki wajahnya dan saya peluk tubuhnya yang kecil untuk ukuran umurnya. Saya cium sekilas di bibirnya yang mungil.

Zachary menatap saya dengan matanya yang selalu tersenyum.

Zach : Mak, face Umak is so soft, so white...

Umak : Aww thank youuu. Do you think I'm pretty?

Zach : Yes, you are very pretty, Mak.

Umak : Wah, nanti Adek nyari wife mau yang seperti Umak ya cantiknya?

Zach : Noooo!

Umak : Why? *bingung*

Zach : Soalnya gak akan ada perempuan lain yang lebih cantik dari Umak.

Huaaaaaaaaaaaaaaaa

Wednesday, January 23, 2008

Playground Talking :))

Susah sekali menyaring anak-anak dari kosa kata baru yang buruk di jaman sekarang ini. Tidak di Indonesia, tidak di negara manapun, kosa kata terbaru hampir pasti yang berarti buruk. Sampai tahun kemarin waktu pindah kembali ke Indonesia dari Singapore, anak-anak saya sama sekali tidak mengerti bagaimana menyebut bagian tubuh pribadi kita dalam Bahasa Indonesia kasar. Tetapi dalam waktu 2 bulan mereka sudah akrab dengan istilah-istilah baru tersebut. Courtesy of teman-temannya di sekolah.

Di China juga sekarang saya menghadapi hal yang serupa. Anak-anak setiap hari berkumpul di Playground. Semua anak ekspat mulai dari umur 4 sampai 16 tahun ada di sana. Dan bisa ditebak anak-anak umur sekian dari latar belakang pendidikan barat cara bicaranya bagaimana.
Anak-anak saya mendadak fasih dengan kalimat-kalimat mengumpat dalam Bahasa Inggris. Yang selama ini saya sebisa mungkin coba jauhkan menjadi kosa kata yang didengar setiap hari. Tidak ada yang saya bisa kerjakan kecuali mengingatkan mereka bahwa kata-kata itu tidak sopan untuk dikatakan.

Lucunya, karena Zachary (5 tahun) masih belajar definisi dari kosa kata baru, dia jadi sering bertanya kepada saya atau Kakaknya. Kadang yang ditanyakan sangat tidak terduga. Seperti yang terjadi kemarin :

Zachary dan Shafira duduk berdua bersebelahan sambil masing-masing memainkan gameboy-nya. Tiba-tiba Zachary mengecilkan volume gameboynya dan menoleh ke arah kakaknya.

Zach : Kak, what is sanafa?

Fira : What?

Zach : Sanafa!!

Fira : I don't know. Where did you get that word?

Zach : Freddie said it.

Fira : *masih main gameboy* Sanafa..hmmm... Sanafa.. you got it wrong, Dek.. There's no Sanafa in English Word.

Zach : No! Freddie said it when we play the xbox!

Fira : He said it to you?

Zach : No! To the bad guy in the xbox game.

Fira : *bingung* How he say it?

Zach : He said SANAFA BITCH!! I know what bitch is, but I don't know Sanafa.

Fira&Me : *speechless*

Saturday, January 12, 2008

35

Ah ya. 35. Gila. Dulu rasanya melihat orang berumur 35 kok kayak udah ancient gitu yah. Lha kok pas gue sendiri nyampe, perasaan masih se-cute waktu umur 21? Hoek cuih

Pagi ini bangun tidur, seperti ritual gue tiap pagi tanggal 12 Januari : Ngaca. Mencoba menyelidik apakah tingkat kerusakan di muka sudah nambah gawat dalam 1 hari, apakah keriput sudah nambah dalam?

Well, the truth is, I don' give a damn. I'm proud to be 35. Since the Doctor diagnosed me with Type1.5 (Not quite type 1 but not really type2) Diabetes almost 8 years ago, well I'm just happy to be alive.

Dan gue gak minta apa-apa, cuma doa dari teman-teman dan keluarga semua, supaya gue bisa hidup cukup lama, sehat walafiat, sampai setidaknya gue puas mendampingi anak-anak dan suami, sampai gue yakin mereka sudah siap untuk hidup tanpa Ibunya.

Thanks buat semua Birthday Wishesnya, yang lewat FS, lewat Guest Book, lewat SMS, lewat Email.

You are really a good friend.

Wednesday, January 09, 2008

Let It Snow !!




Walaupun selama setahun bolak balik ke Dalian kami sudah pernah mengalami hujan salju, tetep saja waktu salju turun lagi pagi ini, dan cukup tebal, anak2 langsung excited :)

Ini adalah salju pertama yang cukup tebal yang pernah anak2 rasakan, jadi wajar kalau mereka langsung nagih main salju di Tennis Court Shangri-La pagi ini :D

Doain mereka sehat ya...
PS : Tumben bisa masuk Blogger :))
Dah gak dibanned kale..
Semoga seterusnya ;)